Robert Bonosusatya ditangkap KPK

    Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali bergerak. Kali ini, rumah pengusaha Robert Bonosusatya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, digeledah terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjerat mantan Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari.

"Penggeledahan dilakukan tanggal 14 sampai 15 Mei 2025 di satu rumah di Kebayoran Lama," kata Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, di Gedung KPK, Jumat (16/5/2025).

Bukan cuma rumahnya, KPK juga menyisir enam mobil yang terparkir di sana. Aksi geledah itu berlangsung dari jam 8 malam sampai jam 1 dini hari. Cukup lama, ya!

KPK bilang, penggeledahan ini masih terkait dugaan penerimaan gratifikasi dari kegiatan produksi batu bara di wilayah Kutai Kartanegara. Dari hasil penggeledahan, KPK berhasil menyita berbagai barang bukti.

"Dokumen, barang bukti elektronik, dan sejumlah uang sedang kami dalami lebih lanjut," lanjut Budi.

Mainkan game seru dan menghasilkan uang TIMAH33 !!

"Dokumen, barang bukti elektronik, dan sejumlah uang sedang kami dalami lebih lanjut," lanjut Budi.

Berikut ini daftar barang bukti yang diamankan KPK:

26 dokumen

6 barang bukti elektronik

Uang tunai Rp 788.452.000

Uang SGD 29.100

Uang USD 41.300

Uang 1.045 Poundsterling

Kasus ini sebenarnya bukan hal baru. Rita Widyasari sudah lebih dulu ditetapkan sebagai tersangka korupsi, khususnya terkait perizinan tambang batu bara waktu dia masih menjabat sebagai Bupati Kukar.

Menurut Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, Rita diduga meminta “jatah” dalam bentuk dolar dari setiap metrik ton batu bara yang dieksplorasi di wilayahnya. Nilainya sekitar USD 3,6 sampai 5 per metrik ton.

"Jadi tiap izin keluar, dia minta kompensasi dalam bentuk dolar. Bayarnya nanti pas eksplorasi selesai," kata Asep, di Gedung KPK, Rabu (19/2).

Bukan cuma gratifikasi, Rita juga sedang dijerat dalam kasus TPPU. Pada Juli 2024 lalu, KPK mengungkap bahwa Rita diduga menerima duit dari para pengusaha tambang, lagi-lagi dalam bentuk dolar.

Gambaran besarnya: kasus ini masih terus dikembangkan KPK. Satu per satu pihak yang terlibat bakal disasar. Kita tunggu aja kelanjutannya.